Menghemat Listrik dengan Menggunakan LED

Sebenarnya LED sudah digunakan di berbagai bidang lebih dari 40 tahun yang lalu, tetapi walaupun demikian, masih banyak yang belum mengenal LED itu apa, karena baru menjadi tren paada saat sekarang ini. Perkembangan LED tumbuh secara pesat beberapa tahun terakhir ini dan memberikan kontribusi yang besar terhadap penghematan listrik.

Foto diambil dari http://s3.amazonaws.com/digitaltrends-uploads-prod/2015/06/Generic-LED-light-bulb.jpg

LED terdiri dari chip dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor yang dibungkus dalam epoxy, plastik, resin atau keramik dan disambungkan pada rangkaian listrik. Pada zaman dahulu cahaya LED terbatas hanya warna merah saja, tetapi dengan perkembangan teknologi sekarang ini, cahaya LED bisa berwarna putih, biru, warm white, hijau atau percampurannya. Masa pakai LED dengan teknologi sekarang bisa mencapai 50.000 jam lamanya dengan konsumsi daya listrik yang lebih rendah daripada lampu TL atau pijar.

LED membutuhkan arus listrik DC untuk bisa menyala, kita biasanya menggunakan  "driver" yang mengubah listrik AC ke DC yang sering kita sebut adaptor atau power supply. Output tegangan listrik pada adaptor harus sesuai dengan yang diperlukan oleh LED, besar tegangan listrik yang tidak sesuai dengan kebutuhan LED akan menyebabkan masa pakai LED berkurang atau juga menyebabkan korsleting.

Salah satu kelebihan teknologi LED adalah masa pakai/hidup yang lama dibandingkan dengan lampu lainnya, produsen mengklaim masa pakai LED lebih dari 50.000 jam, tetapi ada faktor-faktor lain harus dipertimbangkan juga. Secara umum cahaya LED dapat menurun dalam jangka waktu yang lama, hal ini disebabkan terutama karena perubahan warna dari bungkus epoxynya. Depresiasi lumen  dari masa pakai LED bervariasi tiap produsen, tergantung pada bagaimana LED dibuat, suhu pada saat pengoperasian dan kondisi power supply.

Artikel ini disadur dari Mengenal LED - Spline Media.